MASAKINI.CO – Film Paleo Smong; Menelusuri Jejak Tsunami Purba bercerita tentang jejak tsunami purba (paleotsunami) di Aceh tercatat telah terjadi sejak 7.400 tahun lalu.
Jejak itu ditemukan setelah peneliti melakukan penelitian di Guha Ek Leuntie di Gampong Meunasah Lhok, Kecamatan Lhoong, Kabupaten Aceh Besar.
Kawasan itu sekarang telah ditetapkan sebagai Geopark Tsunami Aceh. Bahkan di Aceh pernah terjadi tsunami “kembar” tiga dalam kurun waktu satu abad. Yaitu, peristiwa tsunami yang terjadi dalam rentang waktu berdekatan.
“Pemutaran Film Paleo Smong bagian dari refleksi 20 Tahun Tsunami guna memberi informasi kepada masyarakat tentang Tsunami purba sehingga menjadi pengetahuan pengurangan risiko bencana. Film ini merekam sebuah temuan spektakuler tentang sejarah kebencanaan Tsunami di Indonesia,” Ungkap Muhammad Ikbal, Ketua Yayasan Khadam Indonesia saat sambutan Acara Nonton Bareng Paleo Smong diikuti 300 Mahasiswa Keperawatan di Universitas Bina Bangsa Getsampena, Sabtu (23/11/2024).
Ahmad Ramadani, Produser Film Paleo Smong, mengungkapkan dokumenter ini diawali dengan cerita perkembangan Aceh saat ini, pengalaman tentang fakta Tsunami saksi hidup peristiwa Tsunami 1907, dan di akhiri dengan penemuan situs Tsunami purba oleh sekelompok peneliti Universitas Syiah Kuala (USK).
“Seakan alam mengisyarakatkan pelajaran pada generasi untuk menjaga alam dan lingkungan sekitar kita. Produksi film ini didukung sepenuhnya oleh Program Danaindonesiana – kemdikbud RI” ujarnya.
“Aceh memiliki sejarah dan peristiwa unik seperti; peristiwa konflik, bencana tsunami, penerapan syariat islam dan kearifan lokal yang dibalik itu ada cerita individu tokoh yang menarik diangkat menjadi diangkat menjadi cerita film” tambah Faisal Ilyas Ketua Aceh Documentary saat memberikan paparan pada sesi diskusi.
Regina Rahmi Kepala Lembaga Bahasa, Budaya, Humas dan Internasionalisasi UBBG menambahkan bahwa setiap momen adalah kesempatan untuk belajar, dan pendidikan tidak terbatas pada ruang kelas atau pertemuan resmi.
“Tetapi dapat terjadi di mana saja dan kapan saja. diskusi ini dapat menginspirasi mahasiswa untuk lebih peduli dan siap menghadapi potensi bencana di masa depan,” ujarnya.