FOMO, Kilau Emas di Aceh Kian Bikin Silau

Pedagang memperlihatkan koleksi emasnya. I foto: Riska Zulfira/masakini.co

Bagikan

FOMO, Kilau Emas di Aceh Kian Bikin Silau

Pedagang memperlihatkan koleksi emasnya. I foto: Riska Zulfira/masakini.co

MASAKINI.CO – Di tengah fluktuasi harga emas dunia yang kerap menciptakan kepanikan dan spekulasi, PT Pegadaian Area Aceh justru mencatatkan pertumbuhan signifikan dalam layanan gadai maupun penjualan emas. Hingga pertengahan Mei 2025, pertumbuhan year to date (YTD) Pegadaian Banda Aceh tercatat menyentuh angka 97,90 persen.

Angka ini sebuah capaian yang menunjukkan antusiasme masyarakat terhadap produk emas, baik sebagai instrumen investasi maupun solusi keuangan jangka pendek.

“Untuk Banda Aceh, pertumbuhan bulanan kita di angka 3,53 persen. Secara keseluruhan Aceh, pertumbuhan all product mencapai 15,87 persen. Sementara produk gadai sendiri tumbuh 15,12 persen,” ungkap Kepala Departemen PT Pegadaian Area Aceh, Ronal Fahrizan, pekan kedua Mei lalu.

Fluktuasi harga emas yang sempat dipicu oleh ketegangan geopolitik antara Amerika dan China tidak menyurutkan minat masyarakat Aceh. Bahkan, Ronal menyebut justru saat harga emas melejit, Pegadaian mengalami lonjakan transaksi baik pembelian tunai maupun cicilan.

“Pada saat lebaran lalu, misalnya, stok kami sempat diserbu habis oleh pembeli emas cash. Masyarakat kita sudah cukup teredukasi bahwa emas adalah instrumen investasi jangka panjang yang aman,” ujarnya.

Ronal menyoroti adanya fenomena Fear Of Missing Out (FOMO) yang membuat masyarakat ramai-ramai membeli emas ketika harga melonjak, namun menjualnya ketika harga turun, sebuah pola yang justru merugikan.

“Ini kebalik. Harusnya beli saat turun, simpan, dan jual saat naik. Itulah masyarakat merasa khawatir harga emas akan terus melambung,” terangnya.

Pada April 2025, Pegadaian mencatat akad terbanyak sejak lima bulan terakhir.

Menurut Ronal, Pegadaian sebagai bagian dari BUMN berperan penting dalam memberikan edukasi keuangan kepada masyarakat, terutama dalam memahami siklus harga emas dan nilai jangka panjang investasi logam mulia. Pegadaian juga menyediakan berbagai pilihan produk emas, mulai dari Antam, Galeri 24 (anak perusahaan Pegadaian), hingga vendor lain seperti Arcit dan Lotus.

Emas bentuk logam mulia ini lebih dijamin karena bersertifikat. Tujuannya saat dijual kembali standar harga emas tetap ada bahkan dapat dijual dimanapun termasuk di luar Aceh. Begitu juga jika digadaikan, logam mulia memiliki standar harga yang bagus.

Kepala Departemen PT Pegadaian Area Aceh, Ronal Fahrizan saat dijumpai masakini.co | Riska Zulfira/masakini.co

Digitalisasi dan Perilaku Nasabah Perkotaan vs Pedesaan

Tren positif lain yang dicatat Pegadaian Aceh adalah meningkatnya penggunaan produk tabungan emas berbasis digital. Masyarakat di perkotaan sudah mulai melek teknologi dan memilih tabungan emas digital yang disediakan pegadaian. Nasabah bisa beli atau jual kapan saja lewat ponsel.

“Sementara di pedesaan, masih cenderung memilih emas dalam bentuk perhiasan,” jelas Ronal.

Tabungan emas memungkinkan masyarakat membeli emas mulai dari Rp18 ribu atau setara 0,01 gram, tanpa harus menunggu punya dana besar. Nasabah bisa memantau dan mengelola  aplikasi Pegadaian Digital tabungan emas, jadi tidak perlu datang ke outlet.

Pegadaian juga menerapkan sistem harga yang terstandardisasi secara nasional, baik untuk pembelian maupun gadai emas.

“Harga tidak asalan, semua ada ketentuannya dari pusat, dari emas 24 karat hingga yang kadar lebih rendah. Ini menjaga keadilan harga di seluruh Indonesia,” jelas Ronal.

Bagi masyarakat yang memilih menggadaikan emas saat harga tinggi, Ronal menjelaskan ada manfaat ganda. Misalnya, harga emas pasar Rp1,7 juta per gram, sementara taksiran gadai sekitar Rp1,5 juta. Mungkin lebih rendah, tapi barangnya bisa ditebus kembali.

“Kalau dijual, ya sudah barang sudah tak ada. Dengan gadai, saat punya uang bisa ditebus dan dijual di harga lebih tinggi nanti.”

Ronal menjelaskan bahwa harga emas selalu naik dalam jangka panjang. Hanya saja kenaikan tersebut membutuhkan waktu yang lama. Ia mencontohkan pada tahun 2009 harga emas masih Rp400 ribu per gram, tetapi sekarang tembus Rp1,7 juta. Bahkan sempat sentuh Rp2 juta. Maka kata dia, masyarakat tak perlu panik jika harga emas melambung tinggi.

Ia juga mendorong masyarakat agar membeli emas bukan berdasarkan spekulasi jangka pendek, tetapi sebagai strategi lindung nilai terhadap inflasi dan ketidakpastian ekonomi global.

“Kalau punya uang, beli saja. Jangan tunggu harga turun. Kadang harga naik terus, malah nyesel nggak beli dari awal. Yang penting bukan kapan beli, tapi seberapa lama bisa tahan dan kelola investasinya,” ujarnya menutup.

Warga sedang membeli emas di salah satu toko di Banda Aceh. I foto: masakini.co/Riska Zulfira

Cerita Nasabah Setia Pegadaian, Tetap Konsisten Nabung Emas

Bagi Maulidi Alfata (26), emas bukan sekadar logam mulia, melainkan bagian dari strategi finansial jangka panjang yang ia tekuni dengan penuh kesadaran.

Sejak Agustus 2024, Maulidi menjadi nasabah aktif Pegadaian dan menjadikan lembaga ini sebagai mitra utama dalam transaksi emas, baik untuk menabung maupun jual beli.

Dari sekian banyak layanan yang ditawarkan Pegadaian, tabungan emas menjadi pilihan utamanya. “Pegadaian menurut saya tempat yang paling cocok untuk melihat prospek emas, baik untuk menabung maupun menjual. Apalagi mereka bekerja sama dengan beberapa PT emas murni seperti Antam, Lotus, Galeri 24, hingga UBS,” ujarnya.

Ia menambahkan, harga emas di Pegadaian juga cenderung lebih bersaing dibandingkan gerai-gerai lain di pasaran.

Ia menjelaskan, kecermatannya membaca pasar ditopang oleh rutinitas memantau fluktuasi harga emas sejak 2024. Namun, ia baru memulai investasi serius di akhir tahun. Grafik harga emas di sistem Pegadaian menjadi acuan awal baginya dalam memantau harga emas.

Pergerakan harga emas dalam beberapa bulan terakhir memang menunjukkan dinamika yang tajam. Ia mencatat bahwa puncak tertinggi harga emas terjadi pada 23 April 2025, saat harga emas murni menyentuh angka Rp2 juta per gram. Setelah itu, harga perlahan menurun ke Rp1,9 juta bahkan sempat menyentuh Rp1,8 juta per gram.

Namun, jika dilihat dari perspektif jangka menengah, trennya tetap naik. Kata dia, pada November 2024 harga emas masih sekitar Rp1,4 juta per gram, dan kini di Mei 2025 sudah menyentuh Rp1,8 juta.

“Artinya, dalam enam bulan terjadi kenaikan sekitar 28,57 persen,” katanya.

Strategi Maulidi sederhana namun efektif,  saat harga naik ia fokus pada menabung jangka panjang. Saat harga turun, ia memanfaatkan momentum untuk membeli emas jika ada dana. Menurut dia, menabung emas bukan hanya perkara menyimpan nilai, melainkan juga upaya menyiapkan masa depan dengan cara yang bijak.

“Kalau dana tidak tersedia, ya kita tahan diri dulu dan tetap pertahankan tabungan emas yang sudah ada. Yang penting, ada komitmen dan konsistensi,” jelasnya.

Sebagai investor individu, ia lebih memilih emas dalam bentuk logam mulia daripada perhiasan. “Saya tidak terlalu terganggu dengan fluktuasi jangka pendek. Yang penting dalam jangka panjang, emas selalu menunjukkan pertumbuhan nilai,”

“Pegadaian sangat membantu saya dalam hal ini,” pungkasnya

TAG

Bagikan

Berita Terkait

Tinggalkan Komentar

Berita Terbaru

Berita terpopuler

Add New Playlist