MASAKINI.CO – Usai gempa bumi berkekuatan 6,9 di Banten, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mencatat sejumlah rumah rusak di wilayah Kabupaten Cianjur dan Bandung Barat.
“Data sementara yang dihimpun Pusat Pengendali Operasi (Pusdalops) tujuh rumah rusak berat, tiga rusak sedang dan lima lainnya rusak ringan,” Kata Plh Kepala Pusat Data, Informasi dan Humas BNPB, Agus Wibowo dalam siaran persnya, Sabtu (3/8).
Ia merincikan di Kecamatan Agrabinta, Kabupaten Cianjur lima rumah rusak berat di Desa Neglasari dan satu di Desa Tanjung Sari. Rumah rusak berat lain satu di Desa Sirnagalih, Kecamatan Cipeundeuy, Bandung Barat. Selain itu kerusakan di kabupaten ini juga terjadi di Kecamatan Cipatat dan Cililin.
Satu rumah rusak ringan di Desa Cirawa Mekar Kecamatan Cipatat, sedangkan empat lainnya di Kecamatan Cililin. Berikutnya dua unit rumah rusak ringan dan rusak sedang di Kabupaten Sukabumi.
Satu rumah rusak di Desa Jayabakti Kecamatan Cidahu dan satu lagi di Desa Sukatani, Kecamatan Parakansalak. Kerusakan juga terjadi pada bangunan Majelis Ta’lim di Desa Margaluyu, Kecamatan Sukaraja, dengan kategori rusak ringan. Di Kota Bogor, BPBD setempat melaporkan satu rumah mengalami retak-retak.
“Berdasarkan pantauan Pusdalops BNPB, sejumlah 1.000 warga mengungsi di halaman Kantor Gubernur Provinsi Lampung. Sejumlah 50 lainnya di Kabupaten Lampung Selatan mengungsi di EX Hotel Lima Enam,” kata Agus.
Ia menyebutkan warga di Kabupaten Pandeglang merasakan getaran gempa 5 – 10 detik. Warga panik dan keluar rumah, sebagian mereka mengungsi ke dataran yang tinggi. Warga di Kabupaten Lampung Selatan merasakan gempa 1 – 5 detik. Mereka juga panik namun tetap waspada.
Sedangkan warga Sukabumi, mereka merasakan getaran lebih lama yaitu 15 – 20 detik. Masyarakat terpantau panik dan keluar rumah. Warga Kabupaten Cianjur yang juga merasakan getaran sekitar 20 detik. Durasi pendek dirasakan warga Kabupaten Bandung dan Bandung Barat dengan waktu 5 – 7 detik, sedangkan Kota Bogor 15 – 25 detik.[]