Jurnalis Sumatera Utara & Aceh Ikut Pelatihan Jurnalistik Investigasi

Jurnalis Sumatera Utara dan Aceh mengikuti pelatihan jurnalistik investigasi terkait lingkungan yang digelar Sumatera Tropical Forest Journalism (SFTJ) di Explore Sumatera River Camp Sei Bingai, Kabupaten Langkat. (foto: untuk masakini.co)

Bagikan

Jurnalis Sumatera Utara & Aceh Ikut Pelatihan Jurnalistik Investigasi

Jurnalis Sumatera Utara dan Aceh mengikuti pelatihan jurnalistik investigasi terkait lingkungan yang digelar Sumatera Tropical Forest Journalism (SFTJ) di Explore Sumatera River Camp Sei Bingai, Kabupaten Langkat. (foto: untuk masakini.co)

MASAKINI.CO – Sumatera Tropical Forest Journalism (SFTJ) dan Yayasan Orangutan Sumatera Lestari-Orangutan Information Centre (YOSL-OIC) mengelar Pelatihan Jurnalistik Investigasi di Explore Sumatera River Camp Sei Bingai, Kabupaten Langkat, Senin (22/11/2021).

Pelatihan diikuti para jurnalis di Sumatera Utara dan Aceh, baik jurnalis televisi, cetak dan media online. Jurnalis yang mengikuti pelatihan jurnalistik investigasi ini juga tergabung dalam komunitas penggiat lingkungan hidup.

Pelatihan tersebut dihadiri oleh Founder YOSL-OIC Panut Hadisiswoyo, Founder STFJ Bambang Saswanda dan Direktur STFJ Rahmad Suryadi. Narasumber yang dihadirkan dalam pelatihan ini adalah jurnalis majalah Tempo, Mustafa Silalahi (Moses) dan Indra Jati dari Watchdoc.

Panut Hadisiswoyo mengatakan, pelatihan jurnalistik investigasi sangat dibutuhkan dalam sebuah gerakan konservasi yang saat ini dihadapkan dengan berbagai persoalan.

“Dengan pelatihan jurnalistik investigasi ini kiranya membangun sebuah gerakan jurnalistik yang sistemik untuk  membangun sebuah upaya konservasi,” katanya.

Dia menegaskan, kondisi saat ini sangat genting hingga diperlukan langkah serius dan nyata dalam upaya konservasi.

“Kondisinya sangat urgent, kita butuh muatan jurnalis yang profesional untuk menghadapi segala persoalan. Semoga pelatihan jurnalistik investigasi ini menjadikan jurnalis yang profesional dan berintegritas,” ujarnya.

Direktur STFJ Rahmad Suryadi, menyebutkan kegiatan pelatihan ini diselenggarakan oleh kolaborasi STFJ dengan YOSL- OIC. Pemateri merupakan wartawan senior Tempo, Mustafa Silalahi yang kaya akan pengalaman melakukan jurnalistik investigasi dan Produser Watchdoc, Indra Jati.

“Tujuan pelatihan jurnalistik investigasi ini sebagai upaya kita untuk berperan dalam mengawal konservasi bisa berjalan dengan baik. Banyak harapan agar para jurnalis berperan dalam konservasi. Sebab, dunia, hutan, satwa saat ini kondisinya sekarang tidak dalam keadaan baik-baik saja,” tuturnya.

Rahmad mengatakan, banyaknya kasus konflik satwa dengan manusia juga menjadi tantangan untuk memberikan pemahaman kepada masyarakat agar kasus serupa tak terus terjadi. Seperti belakangan ini, sering terjadinya konflik harimau dan manusia, serta gajah yang terjerat hingga berujung kematian.

“Ini tidak boleh terjadi lagi. Peran kita sangat besar dalam konservasi ini. Semoga dengan pelatihan ini memberikan pengetahuan dan pemahaman kepada masyarakat agar konservasi dapat lebih baik lagi,” ujar Rahmad, yang juga Ketua PFI Medan itu.

Mustafa Silalahi dalam pemaparannya menjelaskan, dalam peliputan investigasi penting dilakukan riset sebelum melakukan investigasi ke lapangan.

“Untuk melakukan liputan investigasi harus terlebih dahulu melakukan riset, mencari data awal, perencanaan liputan, pengumpulan informasi atau bukti verifikasi dan analisis, serta konfirmasi,” ujarnya.

Reporter: Eno Sunarno

TAG

Bagikan

Berita Terkait

Tinggalkan Komentar

Berita Terbaru

Berita terpopuler

Add New Playlist