MASAKINI.CO – Bank syariah yang ada di Aceh komit bakal memaksimalkan layanan untuk memenuhi kebutuhan pengusaha UMKM dalam hal pembiayaan dan sebagainya, agar pelaku usaha bisa meningkatkan ekonomi.
Sebab, sejauh ini para pelaku UMKM di Aceh masih kesulitan menemukan produk yang tepat tersedia di bank syariah, pasca bank konvensional hengkang dari Aceh.
Hal itu terungkap saat diskusi publik bertema ‘Tantangan dan Peluang UMKM Aceh’ yang menghadirkan puluhan pelaku UMKM dari seluruh Aceh di Cafe D-Energy, Lamsayeung, Aceh Besar, Senin (29/5/2023).
CEO Regional Bank Syariah Indonesia (BSI), Wisnu Sunandar mengakui produk layanan yang ada di bank syariah milik BUMN tersebut masih banyak kekurangan. Namun, kata dia, pihaknya saat ini mulai mengadopsi satu per satu produk yang ada di bank konvensional masuk ke BSI.
“Produk yang ada di konvensional akan kita adopsi dan bawa masuk ke BSI, termasuk untuk transaksi ekspor-impor dalam negeri,” kata Wisnu.
Sementara itu, Direktur Bank Aceh Syariah (BAS), Muhammad Syah menyebutkan untuk meningkatkan inovasi bank milik Pemerintah Aceh itu, telah ditargetkan bank tersebut akan menjadi bank devisa pada catur wulan ke empat tahun ini.
“Hanya saja perlu ekspansi hingga membuka cabang ke berbagai daerah di luar Aceh agar bank devisa pada Bank Aceh Syariah bisa berjalan maksimal,” ujarnya.
Misalnya, tutur Muhammad Syah, dengan membuka cabang baru di Batam maupun yang sudah ada di Jakarta dan Sumatera Utara. “Agar bank devisa ini bisa maksimal kita akan buka cabang di Batam. Atau yang sudah ada di berbagai daerah,” ucapnya.
Diskusi tersebut diinisiasi Ketua Hiswana Migas Aceh, Nahrawi Noerdin. Tujuannya agar pelaku usaha di Aceh bisa menuangkan pemikirannya pada bank syariah yang sudah beroperasi, pasca bank konvensional angkat kaki dari Aceh.