MASAKINI.CO – Direktur Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Zainoel Abidin, dr Isra Firmansyah, angkat bicara soal sejumlah temuan dari inspeksi mendadak (Sidak) Dewan Perwakilan Rakyat Aceh (DPRA) ke rumah sakit tersebut kemarin. Isra membantah pelayanan di rumah sakit yang dipimpinnya itu centang-perenang.
Soal keluhan pasien kepada anggota DPRA yang mengaku telah empat kali antre untuk menebus resep dokter, kata Isra, bahwa di Rumah Sakit Zainoel Abidin terdapat alur pelayanan.
“Jadi sebenarnya alur pelayanan di Rumah Sakit Zainoel Abidin tidak hanya di farmasi saja, mulai dari entri pertama pasien masuk, kemudian berobat ke poliklinik, kemudian keluar resep, dan baru masuk ke instalasi farmasi untuk mendapatkan obat-obatan,” katanya, Senin (6/6/2023).
Isra menjelaskan, panjangnya jalur antren tersebut terjadi lantaran pasien mendaftar ke rumah sakit melalui loket resmi atau on-side. Padahal, kata dia, pihaknya telah menyediakan fasilitas berobat dengan mendaftar secara online.
“Dan itu disediakan oleh BPJS dan sudah disosialisasikan beberapa tahun lalu,” ungkapnya.
Menurut Isra, mendaftar secara online tersebut dapat memangkas jarak antren. Dia mengklaim, jumlah antren pasien sudah lebih baik jika dibandingkan beberapa tahun lalu. Itu setelah pihaknya melakukan revitalisasi rumah sakit serta membuka pelayanan pendaftaran berobat secara online.
“Di farmasi maksimal pukul 17.00 WIB sudah tidak ada lagi antrean,” ujarnya.
Isra berdalih penumpukan antrean seperti yang terlihat dalam sidak DPRA itu, justru disebabkan adanya hari libur pada akhir pekan lalu, yang menyebabkan delay dalam pelayanan pasien terutama hari pertama kerja.
“Dengan masa hari libur panjang, pasti menyebabkan delay ataupun adanya penumpukan,” katanya.
Selain itu, tuturnya, antrean terjadi di ruang farmasi juga disebabkan pasien enggan antre di luar ruangan karena suhu udara yang panas. Padahal, menurutnya, di luar ruang farmasi juga dibuka loket serupa.
Isra juga mengatakan antrean tersebut terjadi karena kurangnya SDM saat meracik obat. Menurutnya peracikan obat untuk pasien tidak langsung bisa disediakan karena harus menurut resep, sehingga membutuhkan waktu.
Namun, Isra Firmansyah berjanji akan memperbaiki pelayanan Rumah Sakit Zainoel Abidin yang masih kurang, termasuk akan memasang kanopi di loket farmasi.
“Sehingga kalau ada pasien-pasien yang antre tidak langsung terkena panas matahari,” pungkasnya.