MASAKINI.CO – Beredarnya kabar terkait peningkatan kasus HIV yang banyak menjangkiti pemuda pada sejumlah kabupaten di Provinsi Aceh cukup meresahkan masyarakat.
Imbas dari kasus HIV ini, beberapa warga menanyakan kesehatan darah yang didistribusikan oleh PMI Kota Banda Aceh, apakah juga terkontaminasi penyakit menular atau tidak.
Ketua PMI Kota Banda Aceh, Ahmad Haeqal Asri, menegaskan semua darah yang didistribusikan oleh PMI Kota Banda Aceh melalui Unit Donor Darah merupakan darah sehat yang sudah diuji dan melewati proses skrining yang ketat.
Dia menjelaskan setiap darah yang didonorkan akan di skrining terhadap empat parameter penyakit menular yaitu; HIV, hepatitis B, hepatitis C, dan sifilis.
“Setiap darah yang didistribusikan kami pastikan itu darah sehat. Kami skrining setiap darah apakah ada mengandung penyakit menular atau tidak. Kalau pas skrining terdeteksi ada penyakit menular, darahnya langsung dipisahkan untuk dimusnahkan,” kata Haeqal, Kamis (8/6/2023).
Dia mengimbau masyarakat tidak perlu takut dengan kesehatan darah yang didistribusikan oleh PMI Kota Banda Aceh. Jika ada pendonor yang terindikasi memiliki virus HIV, akan dihubungi secara pribadi oleh dokter PMI untuk konsultasi.
Di samping itu, Haeqal menganjurkan masyarakat untuk rutin berdonor darah agar badan tetap sehat. Ia mengajak masyarakat Aceh, khususnya Kota Banda Aceh, untuk menjadikan donor darah sebagai bagian dari gaya hidup sehat. Ia mencontohkan beberapa pejabat di teras di Aceh selalu rutin berdonor ketika sampai waktu.
Haeqal menjelaskan, ada banyak manfaat dari donor darah. Selain membantu menyelamatkan nyawa pasien yang sedang membutuhkan darah di rumah sakit, donor darah juga memberi banyak manfaat untuk pribadi pendonor.
Diantara manfaat donor darah ialah menurunkan risiko kanker, menurunkan risiko serangan jantung, mendeteksi menyakit serius, dan meningkatkan produksi sel darah merah.
“Dengan donor darah kita bisa deteksi dini virus seperti HIV. Kalau ada pendonor yang terkena virus HIV, bisa konsultasi secara pribadi dengan dokter PMI. PMI sangat jaga privasi pendonor. Kalau cepat terdeteksi, tindakan medis yang diambil juga lebih maksimal,” pungkasnya.
Sebelumnya ramai diberitakan, terdapat sebanyak 76 warga Aceh Besar terinfeksi virus HIV/AIDS. Dinas Kesehatan Aceh Besar menyebutkan penderita HIV/AIDS di kabupaten itu berada pada rentang umur antara 20-50 tahun.
Penyebab paling dominan kasus HIV/AIDS di Aceh Besar ialah karena seks bebas dengan sesama jenis. Selain Kabupaten Aceh Besar, di Kabupaten Aceh Singkil juga ditemukan sebelas orang yang mengidap HIV/AIDS, bahkan dua orang telah meninggal dunia karena penyakit tersebut.