MASAKINI.CO – Makam pahlawan nasional Cut Meutia akhirnya dipugar oleh personel TNI dari Korem 011 Lilawangsa. Proses pemugaran kompleks makam yang terletak di dalam hutan Gampong Alue Rime, Kecamatan Pirak Timu, Aceh Utara itu sedang berlangsung.
Komandan Korem (Danrem) 011 Lilawangsa Kolonel Inf Ali Imran, pada Senin (4/11/2024), mengatakan bangunan makam Cut Meutia diganti menjadi granit dan marmer, dari sebelumnya hanya berupa keramik.
Kemudian, pendopo yang menaungi makam dibangun dari besi agar tak mudah dimakan rayap.
“Pemugaran juga termasuk mushala, toilet, tempat upacara dan galeri di dalam kompleks makam, akan direhab,” katanya.
Selain makam Cut Meutia, prajurit TNI juga dikerahkan memugar makam Tengku Supot Mata, yang merupakan ajudan Cut Meutia.
“Perawatan situs sejarah ini diharapkan agar setiap harinya warga masyarakat lokal maupun luar daerah Aceh yang ingin berziarah bisa sampai ke makam dengan mudah,” ungkap Ali Imran.
Dia menjelaskan ide pemugaran itu muncul usai dirinya berziarah ke makam Cut Meutia beberapa waktu lalu. Ali prihatin melihat kondisi makam yang jauh dari kata layak.
“Walaupun sudah pernah dipugar, namun saat saya ke sini terlihat kondisinya miris, mulai akses jalan hingga kondisi makam sangat memprihatinkan,” bebernya.
Buka Akses Jalan
Kolonel Ali Imran mengatakan jalan menuju ke makam Cut Meutia masih sangat sulit dilalui. Dia telah mencoba berkoordinasi dengan Nezar Patria untuk kolaborasi membuka jalur akses ke makam.
Nezar Patria merupakan Wakil Menteri Komunikasi dan Digital di Kabinet Merah Putih. Dia putra asli Aceh.
“Mudah-mudahan Pak Nezar Patria turut membantu dalam perbaikan akses jalan dan penerangan jalan sampai ke makam, pemasangan arus listrik dari PLN, termasuk mendirikan BTS, sehingga mempermudah peziarah nantinya, termasuk tersedia jaringan telepon seluler di daerah ini,” harapnya.
Ali menegaskan makam Cut Meutia itu berada dalam kawasan hutan lindung. Jika nanti akses jalan sudah tersedia, pihaknya tidak akan mentolerir aktivitas seperti merusak lingkungan hutan.
“Jangan sampai ada aktivitas merambah atau merusak hutan dengan alasan buka kebun, itu tidak boleh. Makam pahlawan tersebut cukup dijadikan sebagai tempat ziarah dan mendoakan almarhumah, dan tidak digunakan untuk orang-orang meminta syafaat. Namun apabila ditemukan maka berurusan dengan kami,” tegasnya.