Umat Kristen Tertua di Dunia Terancam Punah di Gaza

Orang-orang memeriksa area gereja setelah serangan Israel di Kota Gaza, 20 Oktober 2023. (Ali Jadallah - Anadolu Agency )

Bagikan

Umat Kristen Tertua di Dunia Terancam Punah di Gaza

Orang-orang memeriksa area gereja setelah serangan Israel di Kota Gaza, 20 Oktober 2023. (Ali Jadallah - Anadolu Agency )

MASAKINI.CO – Agresi Israel ke Gaza telah menyebabkan sedikitnya 10.569 rakyat Palestina tewas.

Pendiri Universitas Dar al-Kalima di Betlehem, Pendeta Lutheran Evangelis menyebutkan hanya 800 hingga 1.000 orang Kristen yang diyakini masih tinggal di Gaza.

“Komunitas ini terancam punah,” kata Raheb. “Saya tidak yakin apakah mereka akan selamat dari pemboman Israel, dan bahkan jika mereka selamat, saya rasa banyak dari mereka yang ingin pindah.”

“Kami tahu bahwa dalam generasi ini, agama Kristen tidak akan ada lagi di Gaza,” tambahnya.

Wilayah bersejarah Palestina yang lebih luas adalah tempat kelahiran agama Kristen, serta tempat terjadinya banyak peristiwa dalam Perjanjian Lama dan Baru dalam Alkitab.

Ketika bom Israel mulai menghantam jalan-jalan Kota Gaza yang dulunya ramai, Diana Tarazi dan keluarganya melarikan diri ke Gereja Keluarga Kudus, satu-satunya tempat ibadah Katolik Roma di Jalur Gaza.

Perempuan Kristen Palestina berusia 38 tahun, suami dan tiga anaknya berkumpul bersama sesama pengunjung gereja dan tetangga serta teman-teman Muslim, menidurkan anak-anak mereka hingga tertidur lelap di tengah suara bom, menggumamkan kata-kata lembut yang memberi semangat satu sama lain.

Bersama-sama, kami mencoba melewati perang sampai berakhir – dan kami bertahan,” kata Tarazi pada Al Jazeera.

Rasa aman mereka hancur pada tanggal 19 Oktober, ketika Israel mengebom Gereja Saint Porphyrius di dekatnya, yang tertua di Gaza, menewaskan sedikitnya 18 orang. Tentara Israel mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa gereja tersebut bukanlah sasaran serangan.

“Rudal itu jatuh tepat di atasnya,” kata Tarazi tentang situs Ortodoks Yunani. “Kami tidak percaya bahwa gereja bukanlah tujuan mereka.”

Dua hari sebelumnya, sebuah ledakan di Rumah Sakit Al-Ahli Arab, sebuah institusi Anglikan yang terletak beberapa blok jauhnya menewaskan dan melukai ratusan orang, menurut otoritas kesehatan Palestina.

Hamas menyalahkan ledakan itu akibat serangan udara Israel, sementara Tel Aviv mengklaim ledakan itu disebabkan oleh roket yang tidak berfungsi yang ditembakkan oleh Jihad Islam Palestina, sebuah kelompok bersenjata yang berbasis di Gaza.

Meskipun Kota Gaza dan kamp-kamp pengungsi di dekatnya dikepung oleh pasukan darat Israel, dan serangan udara menghantam daerah tersebut, Tarazi menolak untuk pergi. “Kami tidak menerima pengungsian dari negara kami, tanah kami, dan gereja kami,” katanya.

“Saya tidak akan meninggalkan gereja kecuali ke alam kubur.”

TAG

Bagikan

Berita Terkait

Tinggalkan Komentar

Berita Terbaru

Berita terpopuler

Add New Playlist